-->

Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Emilda menyatakan Bangga Saat Menjemput Novel Di Hari Terakhirnya Di KPK

Senin, 04 Oktober 2021 | Oktober 04, 2021 WIB | 0 Views Last Updated 2021-10-05T04:41:53Z
Foto: Rina Emilda saat menyatakan bangga kepada Novel Baswedan penyidik senior KPK suaminya (Dok: JawaPos) 


TebingPOS.com,
Jakarta|Rina Emilda istri Novel Baswedan menyatakan bangga terhadap Suaminya, pernyataan itu dinyatakan Emilda saat menjemput Novel Baswedan di Gedung-Corruption Learning Center.

"  “Saya menjemput dengan bangga karena tidak ada kode etik yang dilanggar,” kata Rina Emilda Kamis, 30 September 2021,

Hari itu adalah hari terakhit Novel Baswedan penyidik senior KPK bersama 57 pegawai KPK lainnya berkantor di gedung itu, mereka diberhentikan karna dianggap tidak lolos Tes Wawasan Kebangsaan (TWK)

Dilansir dari Tempo.co, Emilda menganggap justru TWK yang melanggar hak suaminya. Dia mengatakan, suaminya disingkirkan lewat tes itu.

Perempuan yang menikah dengan Novel Baswedan sejak 2003 itu menceritakan ia dan beberapa istri 57 pegawai KPK dan para pegiat antikorupsi melakukan penjemputan Kamis, lalu. “Mas NB bersama rekan-rekan 57 keluar dari Gedung KPK sekitar pukul 13.00, sementara saya dan para tokoh antikorupsi yang ingin menjemput tertahan di dekat Gedung Imperium karena ada blokade dari polisi, sehingga suami saya dan yang lain berjalan menuju gedung KPK lama ( ACLC) dan bertemu dengan saya  dan yang lain di dekat perempatan Gedung Imperium,” katanya.



Menurut Emilda, penyambutan berlangsung dengan haru tapi penuh semanga. “Saya bangga kepada suami dan rekan-rekan yang selama ini berjuang memberantas korupsi dan yang turut membangun KPK,” kata Emilda. Selanjutnya, mereka bersama-sama menuju gedung KPK lama untuk mendengarkan orasi dan sambutan dari para tokoh.

Beberapa mantan komisioner KPK seperti Saut Situmorang, Bambang Widjojanto, Busyiro Muqoddas dan Abraham Samad serta pegiat antikorupsi lain menyambut mereka dan melakukan orasi, saat itu.


Emilda menceritakan perasaannya saat itu. “Ada rasa sedih karena ada perbuatan sewenang-wenang, tuduhan dan stigma yang tidak berdasar dan sangat tidak masuk akal kepada suami saya dan 57 pegawai KPK lain itu,  mengingat orang-orang terbaik di KPK jutru malah disingkirkan,” ujarnya.

“Tapi di sisi lain, saya bangga karena suami saya dan rekan-rekannya tetap konsisten untuk menegakkan kebenaran keadilan dan berani melawan kedzaliman,” kata dia.


A. satu